Sabtu, 12 Desember 2009

For My Beloved Mom

30 Juni 1993
Seorang wanita tengah berjuang mempertaruhkan dua nyawa sekaligus.
Tak dihiraukannya rasa sakit yang menderanya.
Yang dia inginkan hanyalah, calon buah hatinya dapat hadir ke dunia dengan selamat.
Wanita itu terus berusaha, walaupun semakin lama rasa sakit itu terus bertambah.
Dia hanya ingin calon buah hatinya itu, dapat melihat dunia, merasakan hangatnya sang surya, dan menikmati birunya langit.
Tak berapa lama kemudian, terdengar suara tangis dari seorang bayi kecil nan mungil.
Wanita itu tersenyum lebar, dia menghembuskan nafas lega.
Buah hati pertamanya telah hadir ke dunia.
Ditimangnya buah hati pertamanya itu dengan suka cita.
Dan dia bisikkan harapan-harapan pada bayinya itu.
***
16 tahun kemudian bayi itu telah berubah menjadi seorang remaja. Seorang remaja yang belum bisa mewujudkan harapan-harapan yang telah dibisikkan ibunya pada saat dia lahir. Berkali kali dia hanya bisa mengecewakan ibunya. Dan remaja itu adalah aku.
Sebenarnya aku ingin sekali membuat ibuku tersenyum bangga padaku. Namun, selama ini yang kulakukan hanyalah membuatnya menangis karena tingkahku yang seenaknya ini. Tapi, aku akan terus mencoba untuk membuatnya bahagia karena telah melahirkan diriku ke dunia ini. Aku tahu, bu. Walaupun aku melakukan apapun, jasamu tak akan pernah bisa terbalaskan. Namun, aku selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT agar ibu selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan dan umur panjang, sehingga engkau bisa menemaniku hingga aku dewasa nanti.


My Mom is the best gift from God

0 Comments:

Post a Comment